Friday, October 17, 2008

Right man on the right place: jangan cuma wacana

Adanya Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2007 yang mengatur tentang struktur organisasi pemerintahan daerah memberikan sedikit "instabilitas" tentunya dalam struktur pemerintahan daerah yang baru, seperti yang terjadi di pemerintahan daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Struktur baru ini dapat dipandang sebagai tantangan sekaligus sebagai peluang untuk meningkatkan kinerja aparat pemerintahan daerah untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik kepada masyarakat. Filosofis pelayanan harus menjadi jiwa dari setiap PNS Daerah. Tantangan pembangunan dari masa ke masa juga meningkat sehingga profesionalitas PNS Daerah menjadi meningkat pula tuntutannya.

Profesionalitas PNS itu diawali dengan penempatan orang dengan kompetensi yang tepat pada posisi yang tepat atau the right man on the right place. Ini juga yang dicanangkan oleh Pemkot Pangkalpinang (lihat berita Bangka Pos) Mudah-mudahan ini dapat menjadi kenyataan dan bukan hanya wacana. Bukan demi kepentingan publik saja, tetapi juga demi kenyamanan aparat PNS untuk bekerja.

-----------------
Bangka Pos:

Tempatkan Pegawai Sesuai Bidang

PANGKALPINANG, BANGKA POS - Butuh sumber daya manusia (SDM) handal dalam pelaksanaan pembangunan Pangkalpinang. Melalui pengrekrutan CPNS yang akan dilangsungkan sekitar minggu kedua November tahun ini, Pemkot akan menyiapkan formasi full power.

Demikian ditegaskan Sekda Pangkalpinang Hardi, Sabtu (11/12) sore. Menurutnya, untuk penempatan CPNS nanti disesuaikan dengan bidang, sehingga SDM yang ada di Satker itu benar-benar full power.

Perekrutan disesuaikan dengan kebutuhan Satker. Hardi menambahkan, jika memang ingin berkualitas, SDM harus sesuai dan tidak sembarangan. Misalkan Bappeda merupakan Satker untuk perencanaan kota, jadi di dalamnya harus ada bidang planologi dan geodesi.

“Kita harus berpikir jauh ke depan, bukan lagi berpikir seperti tahun 60 hingga 70 an. Akibatnya seperti sekarang ini, jalan yang ada hanya disiapkan untuk sepuluh kendaraan, namun sekarang sudah mulai padat dan macet. Untuk itu ke depannya tidak seperti itu lagi, kita harus berpikir lebih jauh lagi,” ujarnya.

Untuk penyiapan SDM itu, lanjut Hardi, tentunya termasuk dalam persiapan pada nomenklatur baru, yakni revisi Perda nomor 3 Tahun 2008 mengenai Struktur Organisasi Pemkot Pangkalpinang yang baru disahkan DPRD kota.

“Untuk saat ini kita belum melantik nomenklatur baru itu. Hal ini juga dikaitkan dengan dana perubahan yang baru saja disiapkan. Jangan sampai dana yang ada itu tidak dapat digunakan bila nomenklatur yang baru dijalankan,” ungkapnya.

Wakil Ketua DPRD Pangkalpinang Hamzah Suhaimi sepakat adanya peningkatan SDM melalui pengrekrutan CPNS nanti. SDM berkualitas ataupun power full tentunya merupakan keinginan semua pihak, karena PNS atau CPNS memahami tugasnya yaitu melayani masyarakat, mengabdi kepada daerah dan masyarakat.
“SDM yang ada itu harus faham apa yang harus dilakukan atau dikerjakan,” ujarnya.(spa)

Thursday, October 16, 2008

Bermimpi tentang Bangka Belitung

Judul ini adalah manifestasi pemikiran dan igauan tentang kondisi yang lebih baik di Bangka Belitung. Bermimpi tentang lingkungan yang nyaman dan sejuk. Bermimpi tentang aktivitas perekonomian yang sangat kuat, bermimpi tentang adanya jembatan yang menghubungkan Sumatera dan Bangka. Bermimpi tentang lewatnya jalur kereta api yang akan menghubungkan Indonesia dan Bangka Belitung memang sebagai satu kesatuan, bukan gabungan provinsi-provinsi tetapi satu republik. Bukan hanya nama tetapi realita.

Jika ada jalan, maka kita tidak perlu lagi mengangkut barang dari jakarta dengan bergantung kapal laut yang sangat bergantung pada faktor cuaca laut yang ganas. Kita bisa mengurangi biaya transportasi untuk mengendalikan tingkat harga agar inflasi tidak membumbung tinggi. Masyarakat kita secara riil daya beli nya bisa dipertahankan untuk menjangkau kebutuhan pokok. Suasana pendidikan dapat terjaga termasuk peningkatan kualitasnya. Bangka Belitung harus menjadi center pengembangan penelitian kelautan mengingat wilayah ini adalah provinsi kepulauan. Kepulauan, sehingga banyak laut yang melingkupinya.

Semuanya mimpi, semuanya memang berawal dari impian meskipun kita tidak perlu menjadi pemimpi. Bekerja untuk mewujudkan mimpi itu sehingga ia setiap bangun tidur mengalami kemajuan, bukan statis sehingga kita akan kecewa setiap bangun tidurnya. Kecewa karena semua hanya mimpi. Saya memimpikan suatu pemerintahan yang profesional dengan keberpihakan yang sangat tinggi terhadap kepentingan masyarakat. Tingkat korupsi yang terminimalisir dengan peningkatan kesejahteraan aparat pemerintahan daerah yang dibarengi dengan peningkatan produktivitas. Saya memimpikan itu bahwa di generasi depan, Indonesia akan sangat mengenal Bangka Belitung yang berpotensial menjadi tuan rumah yang baik dalam perkembangan industri dan perdagangan.

Saya memimpikan Bangka Belitung punya pelabuhan yang luas dan dalam, sandaran perahu-perahu dagang. Menjadi pusat dari aktivitas perdagangan, kapal bersandar dari dalam dan luar negeri bersandar di Bangka Belitung. Pelabuhan yang ramai, seramai peningkatan kesejahteraan penduduknya. Lebih jauh, tanah ini akan menjadi tanah ternama di republik dan jagat global. Mari kita mulai dari hari ini, membangun tanah ini....

Monday, October 13, 2008

Lagi-Lagi Hutan versus Tambang Timah

Persoalan lingkungan dan pertambangan timah di Bangka Belitung lagi-lagi menuai perhatian. Kali ini adalah adanya ancaman keberadaan hutan di Bangka Belitung akibat adanya penambangan timah. Komunikasi antara masalah lingkungan termasuk kehutanan dan pertambangan ini sendiri merupakan persoalan lama yang memerlukan koordinasi yang sangat tinggi. Sekali lagi, kepentingan perekonomian dari aktivitas pertambangan dihadapkan dengan persoalan lingkungan yang menimbulkan permasalahan yang serius pula terutama di masa depan.
Tampaknya, terlalu sering wacana ini dikemukakan namun dalam tataran implementasi, kita akan sejumlah persoalan koordinasi antara praktek dunia pertambangan dan konservasi fungsi lingkungan. Gambaran persoalan hutan yang terancam dan pertambangan ini saya kutip dari Bangka Pos 11 Oktober 2008....
-------------------------------------------
HUTAN TERANCAM

PANGKALPINANG, BANGKA POS - Luas hutan Babel terus menciut. Sebab banyak pengusaha tambang yang merambah hutan lindung, hutan produksi dan hutan konservasi. Data dari pemerintah provinsi, luas hutan Babel mencapai 675.510 hektare (ha) yang terdiri dari 466.090 ha hutan produksi (HP), 156.730 ha hutan lindung (HL), dan 34.690 ha hutan konservasi. Diprediksi dalam waktu dua tahun ke depan, jumlah luas hutan tersebut akan terus merosot.Ketua Komisi C DPRD Babel Syamsuhardi kepada Bangka Pos Group, Jumat (11/10) menegaskan, dari hasil kunjungan, reses, dan pantauan dewan di beberapa daerah, banyak hutan lindung dan hutan produksi yang dimanfaatkan untuk aktivitas tambang. Mirisnya lagi, dalam PP No 2 Tahun 2008 ternyata hutan lindung dan hutan produksi dibenarkan untuk ditambang.“Ini yang buat kita khawatir. Kalau dibenarkan sesuai PP, saya yakin tak sampai beberapa lama hutan kita akan tambah punah. Kami sudah memantau di beberapa lokasi khususnya di Bangka Selatan. Ternyata hutan lindung dan hutan produksi pun ditambang. Coba kalau rakyat yang tebang pohon di hutan lindung, pasti langsung ditangkap. Namun ini ternyata dibenarkan,” kata Syamsuhardi.Ia menilai PP No 2 Tahun 2008 telah merugikan. Bagimana tidak, di satu sisi, hutan merupakan komoditas yang patut dipelihara, namun di sisi lain ternyata hutan yang dilindungi undang-undang diperkenankan untuk dirambah. “Kini sudah ada ancang-ancang dari pihak tertentu yang berencana mengarap hutan lindung menjadi lokasi tambang. Ini yang kita takutkan. Walaupun demikian, hingga saat ini belum ada tanggapan dari pemerintah dan kami mengharapkan betul,” tuturnya.
Komoditas Penting
Sebelumnya, Wakil Gubernur Babel Syamsudin Basari merasa kesal dan prihatin. Sebab kerusakan hutan yang terjadi di Negeri Serumpun Sebalai sudah sangat memprihatinkan. Perusakan hutan yang terjadi akibat ulah pihak-pihak yang tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan.“Terus terang saya prihatin atas kondisi ini. Jangankan hutan produksi atau hutan lindung, hutan adat desa pun kadang-kadang habis dibabat untuk kepentingan ekonomi semata. Ini yang membuat saya sangat khawatir atas masa depan hutan kita,” kata Syamsudin.(i3)

Politik: Berharap dari Caleg DPR RI dari Bangka Belitung

Gegap gempita Pemilu 2009 telah mulai berkumandang. Hal ini ditandai dengan mulai diumumkannya Daftar Calon Sementara (DCS) Anggota DPR RI dan DPD RI. Begitu pula dengan daerah pemilihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki jatah kursi sebesar 3 orang. Jumlah kursi yang sangat kecil dibandingkan dengan daerah pemilihan lainnya. Tentu ini tidak terlepas dari jumlah penduduk yang relatif kecil di Bangka Belitung dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Ini merupakan pe er pertama kita untuk meningkatkan gairah perekonomian daerah di Bangka Belitung yang akan memacu proses konsentrasi penduduk yang lebih besar lagi. Penduduk secara teori, dapat dipandang sebagai beban namun dapat juga dipandang sebagai potensi pengembangan dari adanya ketersediaan faktor produksi.
Ini lah calon senator kita, DCS calon anggota DPR RI yang berasal dari tanah Bangka Belitung. Daftar ini seperti yang diterbitkan oleh KPU. Dari kursi sejumlah 3 orang, maka Partai berhak untuk mengajukan 4 orang atau setara dengan 120% dari jumlah kursi. Dari proses pencalonan, dari 38 partai politik peserta Pemilu, maka hanya 6 (enam) partai saja yang mengajukan caleg sebanyak 4 orang, yaitu:

Selamat berjuang Caleg DPR RI! Jangan lupakan perjuangan kepentingan rakyat banyak di Bangka Belitung ketika anda terpilih nanti. Santun dalam berpolitik, mendidik masyarakat untuk memilih, dan menunjukkan keberpihakan pada rakyat ketika menjabat. Itu adalah harapan.

Sunday, October 12, 2008

Pariwisata: Karunia yang belum terkelola baik





Ketika anda menikmati film Laskar Pelangi, maka Anda akan mendapatkan suatu scene yang sangat indah, yaitu pantai di Pulau Belitung. Keindahan pantai di Bangka Belitung bukan lah suatu cerita bohong. Luar biasa karunia alam untuk keindahan ini. Beberapa akan saya tunjukkan dalam tulisan ini.

Salah satu hasil jepretan pantai yang menarik itu dapat dilihat di sini. Luar biasa bukan karunia Tuhan, pantai dengan batu-batu alam serta suasana yang sangat damai adalah pilihan bagi Anda untuk menikmati Belitung bersama keluarga.

Atau lihatlah keindahan Pantai Parai Tenggiri di Pulau Bangka yang berair jernih dengan fasilitas hotel yang mewah. Anda akan temukan surga yang lain. Hanya ketenangan yang dapat menggambarkan suasana pantai ini.

Atau lihat lah pasir di pantai ini. Gambaran hampir di semua pantai di Pulau Bangka dan Belitung. Berpasir putih. Bedakan dengan dengan Pantai Kuta di Pulau Bali? (maaf sebelumnya) pasir putih ini yang membuat Anda dapat dengan tenang membenamkan seluruh tubuh Anda ke dalam pasir atau bermain benteng pasir yang seru bersama keluarga.

Ingat film Forest Gump ketika ia berlari bertemu dengan pemandangan langit dan bumi seakan-akan bersatu dan menemukan dua langit. Bukankah gambaran ini yang ia maksud.....

Pantai merupakan salah satu pariwisata alam yang indah di Bangka Belitung. Pariwisata sejarah juga akan dapat kita temukan karena Bangka adalah salah satu tempat pembuangan tokoh ternama di Indonesia, yaitu Bung Karno dan Bung Hatta serta pahlawan bangsa lainnya. Yang terakhir, makanan. Bangka Belitung adalah salah satu pusat kuliner yang menarik. Selera makan dan masakan Bangka Belitung, menurut saya, adalah salah satu yang enak di Indonesia. Wajar saja, rempah-rempahan juga dihasilkan oleh Bangka Belitung seperti Lada, cengkeh, dan produk pertanian lainnya.

Karunia ini harus dikelola dengan baik. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah meluncurkan Babel Archie Visit 2010. Namun, tanpa kebijakan terpadu untuk promosi, akomodasi yang memadai, infrastruktur yang prima serta single point of tourism information, maka karunia pariwisata ini tidak berdampak optimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pariwisata adalah masa depan berikutnya, bersamaan dengan stocktaking potensi ekonomi lainnya untuk mempersiapkan kehidupan pasca timah di Bangka Belitung.
Sumber Gambar: Flickr

Timah: Antara Kutukan dan Berkah

Tentu dari Sekolah Dasar, Anda pasti akan sering menemui soal cerdas cermat "Daerah mana penghasil timah?" Dengan sigap, biasanya kita akan menjawab "Bangka, Belitung dan Singkep". Sekarang, penambangan timah di Belitung dan Singkep telah atau menuju fase berakhirnya era pasca timah. Atau Anda telah membaca Novel Laris karya Andrea Hirata atau filmnya "Laskar Pelangi"? Di situ akan menemukan begitu kentalnya kehidupan orang Bangka Belitung bersama Timah. Saya sendiri, Bapak saya adalah pegawai biasa dan kemudian pensiun untuk lebih dari dua puluh tahun pengabdian bersama PT TIMAH. Timah telah menjadi "berkah" untuk memberikan kehidupan bagi masyarakat Bangka Belitung.

Dahulu, Timah seperti logam "terlarang" dimana tidak sembarangan orang dapat memproduksi atau memperjualbelikan. Monopoli sangat kental dalam praktek bisnis timah ini. Seiring dengan era repotnasi eh reformasi, bisnis ini kemudian dibuka. Timah telah memberikan warna kehidupan baru bagi pengusaha timah, yang mendadak kaya jika "lubang camuy" nya memperlihatkan pasir timah yang berwarna hitam. Anak-anak banyak kehilangan minat sekolah karena lebih mudah dan cepat menghasilkan uang jika ikut "nge-TI". Ya, TI atau tambang inkonvensional merupakan unit bisnis baru yang menggiurkan yang dilakukan oleh rakyat sekaligus berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan yang maha dahsyat karena proses reklamasi yang ugal-ugalan bahkan ogah-ogahan untuk dilakukan.

Disebut inkonvensional, karena teknik produksinya telah menggunakan mesin diesel terutama untuk menyemprot lapisan pasir sehingga yang tersisa pasir timah yang memiliki berat jenis yang lebih besar. Dahulu, proses konvensional penambangan timah menggunakan "dulang" seperti dalam proses penambangan emas tradisional. Dampaknya, lubang-lubang bertebaran, berbentuk besar membentuk "kolong" alias danau buatan yang menampung air. Hutan-hutan mulai gundul, dan suhu udara semakin panas di Pulau Bangka. Kerusakan lingkungan bukan lagi cerita, tetapi mulai mengancam. Berkah Timah telah mulai menunjukkan tanda-tanda menjadi sebuah Kutukan.


Tanda-tanda hancurnya lingkungan dapat dilihat dari atas udara begitu banyaknya "bolong" di atas tanah Bangka. Tapi, sekali lagi, Timah juga menjadi mata pencaharian yang sangat penting bagi masyarakat untuk melanjutkan hidupnya. Timah tampaknya seakan-akan memberikan berkah sekaligus kutukan. Ini pula yang membawa kita pada konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development). Dimana pembangunan saat ini tidak mengorbankan kepentingan pembangunan di masa depan. Karena Timah menjadi sumber peningkatan pendapatan masyarakat, maka yang harus diperbaiki adalah proses penambangan dan peningkatan nilai tambahnya (good mining process) serta harus dijamin adanya proses reklamasi yang mengembalikan fungsi lingkungan.

Mudah-mudahan kesulitan dan kenikmatan hari ini tidak membuat kita membabi buta untuk melupakan kehidupan hari esok yang juga harus lebih baik.

Mengenal Bangka Belitung

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada di bagian selatan Pulau Sumatera. Sesuai dengan namanya, provinsi ini merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Bung Wiki, dapat memberikan gambaran awal mengenai hal ini (lihat peta di bawah ini).

Bangka Belitung sepertinya halnya Jambi, Lampung, Banten dan daerah lainnya di Indonesia, pada awalnya merupakan suatu keresidenan dan berubah menjadi Provinsi yang mulai efektif pada tahun 2001 dengan ditandai lahirnya UU No.27 Tahun 2000. Sumber data resmi dari Departemen Dalam Negeri mencatat bahwa Wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama Pulau Bangka berganti ganti menjadi daerah taklukan Kerajaan Sriwijaya, dan Majapahit.Setelah kapitulasi dengan Belanda, Kepulauan Bangka Belitung menjadi jajahan Inggris sebagai Duke of Island.

Pada tanggal 20 Mei 1812 kekuasaan Inggris berakhir setelah konvensi London 13 Agustus 1824, terjadi perlalihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan Bangka Belitung antara MH. Court (Inggris) dengan K.Hcyes (Belanda) di Mentok (ibukota Kabupaten Bangka Barat sekarang) pada 10 Desember 1816.

Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang di kenal sebagai perang Depati Amir (1849-1851). Kekalahan perang Depati Amir menyebabkan Depati Amir di asingkan ke Desa Air Mata Kupang NTT. Atas dasar stbl. 565, tanggal 2 Desember 1933 pada tanggal 11 Maret 1933 di bentuk Resindetil Bangka Belitung Onderhoregenheden yang dipimpin seorang residen Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang di pimpin oleh Ast. Residen. Di Pulau Bangka terdapat 5 Onderafdehify yang akhirnya menjadi 5 Karesidenan sedang di Pulau Belitung terdapat 1 Karesidenan.

Di zaman Jepang Karesidenan Bangka Belitung di perintah oleh pemerintahan Militer Jepang yang disebut Bangka Beliton Ginseibu. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Belanda di bentuk Dewan Bangka Sementara pada 10 Desember 1946 (stbl.1946 No.38) yang selanjutnya resmi menjadi Dewan Bangka yang diketuai oleh Musarif Datuk Bandaharo Leo yang dilantik Belanda pada 11 November 1947. Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan Otonomi Tinggi.

Pada 23 Januari 1948 (stb1.1948 No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung dan Dewan Riau bergabung dalam Federasi Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang merupakan suatu bagian dalam Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 141 Tahun 1950 kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga berlaku undang-undang Nomor 22 Tahun 1948.

Pada tanggal 22 April 1950 oleh Pemerintah diserahkan wilayah Bangka Belitung kepada Gubernur Sumatera Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr. Hakim dan Dewan Bangka Belitung dibubarkan. Sebagai Residen Bangka Belitung ditunjuk R.Soemardja yang berkedudukan di Pangkalpinang. Berdasarkan UUDS 1950 dan UU Nomor 22 Tahun 1948 dan UU Darurat Nomor 4 tanggal 16 November 1956 Karesidenan Bangka Belitung berada di Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Bangka dan dibentuk juga kota kecil Pangkalpinang.

Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1957 Pangkalpinang menjadi Kota Praja. Pada tanggal 13 Mei 1971 Presiden Soeharto meresmikan Sungai Liat sebagai ibukota Kabupaten Bangka. Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2000 wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung menjadi Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selanjutnya sejak tanggal 27 Januari 2003 Propinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami pemekaran wilayah dengan menambah 4 Kabupaten baru yaitu Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung Timur dan Bangka Selatan.

Adanya pemekaran ini, Provinsi Kepulauan Bangka sekarang terdiri dari 6 kabupaten dan 1 Kota, yaitu:
Sebelum otonomi daerah, jumlah kabupaten/kota ini hanya terdiri dari tiga saja yaitu Bangka, Belitung dan Kota Pangkalpinang. Mudah-mudahan pemekaran ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat dan bukan hanya memperbanyak "eselon-eselon" pejabat daerah. Amin



Siapa saya?

My photo
Saya lahir di sebuah kota kecil, Sungailiat, ibukota Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Saya menjalani pendidikan TK, SD, MI, dan SMP di Sungailiat dan melanjutkan pendidikan "gratis" di SMA Taruna Nusantara Magelang Provinsi Jawa Tengah. Selepas SMA, saya melanjutkan pendidikan S1 saya di Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Lulus pada tahun 2001, saya kemudian menjadi Peneliti di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia hingga sekarang. Tahun 2005, saya menyelesaikan pendidikan S2 Ilmu Ekonomi di Universitas Indonesia (UI) dan saat ini sedang menyelesaikan program doktor (S3) di program studi yang sama. Penulisan blog ini tidak terlepas dari bagian tanggung jawab sosial saya kepada daerah kelahiran saya yang tercinta, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai provinsi baru, saya sangat berharap, pada masa depan, daerah ini akan menjadi tanah harapan pengembangan Indonesia yang lebih baik.