Sunday, October 12, 2008

Pariwisata: Karunia yang belum terkelola baik





Ketika anda menikmati film Laskar Pelangi, maka Anda akan mendapatkan suatu scene yang sangat indah, yaitu pantai di Pulau Belitung. Keindahan pantai di Bangka Belitung bukan lah suatu cerita bohong. Luar biasa karunia alam untuk keindahan ini. Beberapa akan saya tunjukkan dalam tulisan ini.

Salah satu hasil jepretan pantai yang menarik itu dapat dilihat di sini. Luar biasa bukan karunia Tuhan, pantai dengan batu-batu alam serta suasana yang sangat damai adalah pilihan bagi Anda untuk menikmati Belitung bersama keluarga.

Atau lihatlah keindahan Pantai Parai Tenggiri di Pulau Bangka yang berair jernih dengan fasilitas hotel yang mewah. Anda akan temukan surga yang lain. Hanya ketenangan yang dapat menggambarkan suasana pantai ini.

Atau lihat lah pasir di pantai ini. Gambaran hampir di semua pantai di Pulau Bangka dan Belitung. Berpasir putih. Bedakan dengan dengan Pantai Kuta di Pulau Bali? (maaf sebelumnya) pasir putih ini yang membuat Anda dapat dengan tenang membenamkan seluruh tubuh Anda ke dalam pasir atau bermain benteng pasir yang seru bersama keluarga.

Ingat film Forest Gump ketika ia berlari bertemu dengan pemandangan langit dan bumi seakan-akan bersatu dan menemukan dua langit. Bukankah gambaran ini yang ia maksud.....

Pantai merupakan salah satu pariwisata alam yang indah di Bangka Belitung. Pariwisata sejarah juga akan dapat kita temukan karena Bangka adalah salah satu tempat pembuangan tokoh ternama di Indonesia, yaitu Bung Karno dan Bung Hatta serta pahlawan bangsa lainnya. Yang terakhir, makanan. Bangka Belitung adalah salah satu pusat kuliner yang menarik. Selera makan dan masakan Bangka Belitung, menurut saya, adalah salah satu yang enak di Indonesia. Wajar saja, rempah-rempahan juga dihasilkan oleh Bangka Belitung seperti Lada, cengkeh, dan produk pertanian lainnya.

Karunia ini harus dikelola dengan baik. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah meluncurkan Babel Archie Visit 2010. Namun, tanpa kebijakan terpadu untuk promosi, akomodasi yang memadai, infrastruktur yang prima serta single point of tourism information, maka karunia pariwisata ini tidak berdampak optimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pariwisata adalah masa depan berikutnya, bersamaan dengan stocktaking potensi ekonomi lainnya untuk mempersiapkan kehidupan pasca timah di Bangka Belitung.
Sumber Gambar: Flickr

1 comment:

Master Mister of Mischa said...

aduh.. bener banget tuch bos...
padahal bangka provinsi yang kaya akan SDA tp sayang masih banyak belum di ekspos.. maju bangka belitung..
jaya kita bersama

Siapa saya?

My photo
Saya lahir di sebuah kota kecil, Sungailiat, ibukota Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Saya menjalani pendidikan TK, SD, MI, dan SMP di Sungailiat dan melanjutkan pendidikan "gratis" di SMA Taruna Nusantara Magelang Provinsi Jawa Tengah. Selepas SMA, saya melanjutkan pendidikan S1 saya di Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Lulus pada tahun 2001, saya kemudian menjadi Peneliti di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia hingga sekarang. Tahun 2005, saya menyelesaikan pendidikan S2 Ilmu Ekonomi di Universitas Indonesia (UI) dan saat ini sedang menyelesaikan program doktor (S3) di program studi yang sama. Penulisan blog ini tidak terlepas dari bagian tanggung jawab sosial saya kepada daerah kelahiran saya yang tercinta, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai provinsi baru, saya sangat berharap, pada masa depan, daerah ini akan menjadi tanah harapan pengembangan Indonesia yang lebih baik.